Rabu, 25 November 2015

Kehilangan Sahabat. (cerpen)


Hai.. aku Nazla, aku kehilangan seorang sahabatku. Dia lelaki malas tapi peduli. Dia lelaki nakal tapi bertanggung jawab. Kita selalu curhat, pergi ke gunung bareng kalo lagi banyak masalah. Waktu SMP dia teman kelasku yang selalu nemenin keluar kelas 3 tahun aku sekelas dengannya, namanya Andiritio Dinata yang suka dipanggil Tio. Ini cerita terakhirku bersama Tio.

Ini adalah hari minggu aku pergi bermain dengan teman-temanku. Ketika aku pulang aku sedang berjalan menuju rumah ada anak muda mengendarai motor menabrakku dari belakang dengan sengaja, aku fikir itu orang lain ternyata sahabatku Tio. Aku marah-marah padanya, ku tarik helmnya lalu ku banting kejalanan tapi Tio hanya tertawa dengan lepasnya. Aku suruh dia masuk kedalam rumah mampir dulu tapi dia menolaknya dengan alasan “sorry la, gue lagi buru-buru”. Haaaah, aku sudah biasa mendengar alasan dia seperti itu, “yasudah lu sms gue ya nantinya” jawabku. “iya, nanti Tio sms” jawab Tio. Sehabis shalat magrib kebiasaan rutinku mengaji dan belajar, aku tidak memegang hpku. Setelah selesai sambil menunggu isya aku mengecek hpku ternyata banyak sms dari Tio yang isinya “wey!” “La dimana?” “La gue mau curhat nih” “Nazla bls atuh” “Nazla Ramadhaaaaaan”. Aku langsung membalas smsnya “maaf Tio aku baru beres, ada apa? Mau curhat apa?”, beberapa detik dia langsung membalasnya dengan singkat disitu kita smsan sampai aku tidur.

Hari ini adalah hari senin, hari dimana malas dengan aktivitasnya. Sebelum mandi aku mengecek hpku “ko Tio gak sms aku ya?” tanya aku depan kaca kamarku. Aku langsung mandi, sarapan sampai akhirnya aku berangkat sekolah tanpa mengecek hp lagi. Ketika upacara sedang berjalan aku membuka RU BBM teman-temanku membuat status “Innalillahi wainna ilaihi rajiun” aku tanya “siapa yang meninggal?” temanku menbalas “Andritio Dinata” aku kaget dan tak percaya membacanya, aku langsung dapat telfon dari temanku Ade “Nazla dimana, Tio meninggal” aku panik dan marah-marah ditelfon ke Ade tapi dia mematikan telfonku. Tapi aku masih belum percaya. Upacara selesai aku langsung masuk kelas dan menelfon temanku yang dekat rumahnya dengan Tio, ternyata benar Tio meninggal. Aku langsung teriak histeris dan menangis lalu teman kelasku membuat surat izin agar aku bisa datang terakhir kalinya. Aku langsung telfon Ade untuk menjemputku lalu dateng kerumah Tio bareng, kita rame-rame kerumah Tio dengan teman SMPku yang lainnya. ketika sampai dirumahnya bendera kuning yang pertama ku lihat aku langsung menggenggam erat tangan Ade pas masuk rumahnya ternyata sudah dikuburkan jenazahnya. Aku ingin datang ke makamnya tapi tidak boleh karena aku perempuan sendiri, ketika aku sedang melamun ibunya Tio menghampiriku dan membawa kantong kresek yang isinya baju terakhir yang dia pakai penuh dengan darah dan robek.  Aku tanya “bu, bagaimana ini ceritanya?”, “ibu juga tidak tau neng, tapi sebelum meninggal dia minta makan sama telor ceplok ibu tau itu makanan favoritnya sampai nambah 3x lalu dia mandi lama sekali, ibu tanya “de mau kemana? Jangan keluar malem terus atuh dirumah aja coba” dia langsung meluk ibu, ibu kaget kenapa anak ini gitu yasudah ibu tidur dikamar dan bilang ke bapaknya “pak awas Tio keluar rumah lagi jagain jangan sampe dia keluar” nah bapaknya langsung nyamperin kan neng tapi Tio minta uang bapaknya gak ngasih takut dibeliin bensin gak lama dari situ Tio keluar sembunyi-sembunyi bawa motornya bapaknya langsung ngejar sampe kejalan raya tapi anaknya pergi aja” jawab ibunya. “baru kemaren bu saya ketemu didepan rumah, terus smsn saya bilang “Io lo gakan ninggalin guekan? Gakan nyakitin guekan? Terus jadi sahabat guekan?” nah disitu sms saya gak dibales lagi bu” cerita aku pada ibunya. “nah, jam 2 pagi ada yang ketok-ketok pintu ya kita abaikan saja karena itu sudah malem paling Tio minta dibukain pintu tadinya biar Tio kapok, gak lama dari situ ngetok-ngetok lagi bilang “bu bu bu tio bu tio kecelakaan” nah kita langsung bangun nyamperin orang yang datang dan berkata “bu, Tio kecelakaan di Jalan Sariari sekarang dibawakan ke RSUD keadaannya darurat” kita langsung lari ke RSUD keadaanya parah disuruh rujuk ke rumah sakit besar, kita bawa keliling-keliling tapi gak ada yang kosong nah pas ke rumah sakit terakhir belum sampai Tio sadar dan berkata “Bu, Pak Tio sakit” “Bu, pak Tio mau istirahat aja” yang ketiga kalinya dia bilang “Bu, pak Tio mau pamit gakuat sakit mau tidur aja” disitu dia sudah tiada lagi kita semua menangis dan bawa dia pulang karena sebelum sampai rumah sakit dia sudah tidak tertolong lagi”.

Aku tidak berhenti mengusap pundak ibunya dan aku berkata “Ya allah sabar ya bu iklaskan dan berdoa semoga amal ibadahnya diterima Allah”. Tak lama teman-temanku datang dari makamnya dan bertanya kepada ibunya “bu, bagaimana kejadian kecelakaannya?” ibunya menjawab “kata temannya yang datang itu, dia maen kerumahnya jam 10 baru dateng tadinya dia mau nginep tapi pas jam 2 dia pulang katanya kefikiran Ibu sama bapak dijalan dia bawa motornya kebut-kebutan sampai temannya gak kekejar terus tabrakan sama truk, truknya kabur gak tanggung jawab lalu temannya dateng ke ibu yang ngetok-ngetok itu”.

Sesudah mendengar kronologisnya aku percaya Tio sudah tidak ada, semoga tenang ya Tio disana kita semua berdoa yang terbaik untukmu. sudah sore, kita semua pamit pulang ke keluarganya Tio. Aku diantar Ade kerumah dan berkata “De, kemaren dia nabrak gue disini baru kemaren de”, “gak usah diinget lagi la, iklasin” jawab Ade.

Sehari aku masih ngerasa Tio masih ada, dua hari aku masih inget-inget tapi sudah berhari-hari aku harus sadar kalo Tio sudah tiada dan aku sudah terbiasa. 1 tahun Tio pergi, aku sms ke nemer hpnya “Tio, gimana disana? Enak ya.. hmm aku disini sepi gak ada kamu yang suka ngeusilin yang suka ngedengerin curhat yang suka pergi ke gunung yang suka tiba-tiba nabrak aku, kamukan? Kamu tenang ya disana banyak yang do’ain kamu semoga kita ketemu disurganya Allah”. Aku baru sadar ternyata Tio meninggal tepat dihari, tanggal dan bulan lahirnya. Senin, 15 April 2013. Sampai sekarang aku belum tau dimana makam Tio.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar