Selasa, 19 April 2016

EVOLUSI

EVOLUSI
I.                   PENDAHULUAN
Asal usul kehidupan merupakan prekursor evolusi biologis, namun pemahaman terhadap evolusi yang terjadi seketika organisme muncul dan investigasi bagaimana ini terjadi tidak tergantung pada pemahaman bagaimana kehidupan dimulai. Konsensus ilmiah saat ini adalah bahwa senyawa biokimia yang kompleks, yang menyusun kehidupan, berasal dari reaksi kimia yang lebih sederhana. Namun belumlah jelas bagaimana hal itu terjadi. Tidak begitu pasti bagaimana perkembangan kehidupan yang paling awal, struktur kehidupan pertama, ataupun identitas dan ciri-ciri dari leluhur universal terakhir dan lungkang gen leluhur. Oleh karena itu, tidak terdapat konsensus ilmiah yang pasti bagaimana kehidupan dimulai, namun terdapat beberapa proposal yang melibatkan molekul swa-replikasi (misalnya RNA)  dan perakitan sel sederhana.
Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang.
Ciri-ciri proses evolusi
1.      Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan individu.
2.      Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat gen tidak berubah.
3.      Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
4.      Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.

Charles Darwin



II.                 PEMBAHASAN

·        Menjelaskan kembali teori evolusi yang terjadi pada makhluk hidup
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zamanAristoteles. Namun, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.




·        Membedakan perubahan pada makhluk hidup yang disebabkan oleh adanya adaptasi, seleksi alam.

Adaptasi
Adaptasi merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu, menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Ia diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat organisme secara terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang paling cocok terhadap lingkungannya. Namun, banyak sifat-sifat yang tampaknya merupakan adapatasi sederhana sebenarnya merupakan eksaptasi, yakni struktur yang awalnya beradaptasi untuk fungsi tertentu namun secara kebetulan memiliki fungsi-fungsi lainnya dalam proses evolusi.
Ketika adaptasi terjadi melalui modifikasi perlahan pada stuktur yang telah ada, struktur dengan organisasi internal dapat memiliki fungsi yang sangat berbeda pada organisme terkait. Ini merupakan akibat dari stuktur leluhur yang diadaptasikan untuk berfungsi dengan cara yang berbeda. Selama adaptasi, beberapa struktur dapat kehilangan fungsi awalnya dan menjadi struktur vestigial. Struktur tersebut dapat memiliki fungsi yang kecil atau sama sekali tidak berfungsi pada spesies sekarang, namun memiliki fungsi yang jelas pada spesies leluhur atau spesies lainnya yang berkerabat dekat.

Seleksi Alam
Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.
Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru itu memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak untuk meneruskan keturunannya. Jadi di sini alam akan menyeleksi terhadap semua makhluk hidup di dalamnya melalui berbagai faktor, misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur yang diperlukan dalam kehidupan, antara lain: makanan, cahaya, air, tempat hidup dan sebagainya.
Faktor-faktor seleksi alam :
1.     Punahnya spesies tertentu
2.     Terbentuknya spesies baru


·        Menyebutkan contoh makhluk hidup (binatang khususnya) yang mengalami perubahan / evolusi karena adaptasi, seleksi alam atau yang lainnya

1.    Contoh binatang yang mengalami perubahan evolusi karena adaptasi :

1.    Cicak Afrika Holaspis guentheri 
Yang mengembangkan bentuk kepala yang sangat pipih untuk dapat bersembunyi di celah-celah retakan, seperti yang dapat dilihat pada kerabat dekat spesies ini. Namun, pada spesies ini, kepalanya menjadi sangat pipih, sehingga hal ini membantu spesies tersebut meluncur dari pohon ke pohon.



2.    Burung Finch (satu genus dengan burung pipit)
Di kepulauan Galapagos yang dulu dipakai Charles Daarwin untuk mengembangkan teori evolusi adaptasi, kini terbukti cocok dengan teori itu. Burung Finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar dua puluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.



2.    Contoh binatang yang mengalami perubahan evolusi karena seleksi alam :

1.      Burung puyuh liar semakin punah
Hal ini disebabkan lingkungan hidup burung puyuh di daerah bebatuan dan bidang tanah yang bergumpal-gumpal semakin langka.
Pada lingkungan seperti itulah burung puyuh liar akan lebih sesuai, sehingga sulit ditangkap pemangsanya. Karena lingkungan yang demikian sudah kian langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.


2.      Punahnya Dinosaurus kurang lebih 65 juta tahun yang lalu secara bersamaan
Menurut pendapat para ahli, kepunahan Dinosaurus disebabkan karena jatuhnya meteor raksasa ke bumi, yang menghamburkan awan debu sehingga menghalangi masuknya sinar matahari.
Tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan akan mati, demikian pula Dinosaurus pemakan tumbuhan yang kemudian diikuti Dinosaurus pemakan daging.



III.        ANALISIS
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dan biologi evolusionermempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melaluigen. Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum, manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam. 
           Dalam membedakan evolusi terbagi menjadi 2 yaitu; Adaptasi dan seleksi alam. Adaptasi merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu, menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Seleksi alam kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.

IV.        DAFTAR PUSTAKA




Kamis, 24 Maret 2016

ASAL MULA KEHIDUPAN BUMI



ASAL USUL KEHIDUPAN DIBUMI
I.                    PENDAHULUAN
Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Kebanyakan fosil ditemukan tertanam dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata (tingkatan).  Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
       Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk hidup tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup dengan materi dan energi yang mengelilinginya.
Ciri – ciri sebuah benda hidup atau makhluk hidup ialah :
1.      Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
2.      Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
3.      Melakukan reproduksi atau berkembangbiak.
4.      Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu.
5.      Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer. 
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka. Berikut ini dikemukakan beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai bahan kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia.
Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun , namun hadirnya kehidupan diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun, dan berwal dari mahluk yang sangat sederhana.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda – tanda kehidupan atau fosil.

II.                  PEMBAHASAN
1.     Teori-teori Asal Mula Alam Semesta dan Pencetusnya
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori itu dikelompokkan menjadi dua berikut ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:
1)      TEORI NEBULA ATAU TEORI KABUT
Dikemukakan pertama kali oleh Emanuel Swadenborg (1688-1772) tahun 1734 dan sempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. 

EMANUEL SWEDENBORG

2)      TEORI PLANETISIMAL
Pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan matahari. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

 THOMAS C. CHAMBERLIN
3)      TEORI PASANG SURUT
Sir james Jeans (1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanaya dari Inggris. Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik bulan. 

SIR JAMES JEANS
4)      TERORI BINTANG KEMBAR
Dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. 
 FRED HOYLE
5)      TEORI DENTUMAN BESAR (BIG BANG THEORY)
Orang yang dipercaya sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920an ) seorang ahli astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu semua materi di angkasa menyatu dan memadat (terkondensasi) membentuk satu bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa ynag mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat, kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari ledakan-ledakan kosmos yang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos. Teori Big Bang ini kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam semesta i ni mengembang seolah-olah melarikan diri dari kita dengan kecepatan yang sangat tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble seorang ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson. Menurutnya, bahwa galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita dan menjauhi yang lain dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.


6)      TEORI AWAN KABUT
Dikemukan oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950). Tata surya terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari, sementara bagian yang luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet. 
7)      TEORI KEADAAN TETAP (STEADY STATE THEORY)
Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. 
2.     PERBEDAAN BIOGENESIS DAN ABIOGENESIS

1)      Abiogenesis

Abiogenesis adalah kepercayaan kuno tentang asal usul kehidupan. Hal ini juga dikenal sebagai teori generasi spontan kehidupan. Teori abiogenesis menyatakan bahwa asal-usul makhluk hidup adalah karena zat tak hidup, atau itu adalah insiden spontan. Namun, sampai sekarang para ilmuwan telah mampu mencapai teori ini dengan eksperimen.

2)      Biogenesis

Biogenesis adalah teori yang diterima saat ini mengenai asal usul kehidupan baru. Teori biogenesis menyatakan bahwa asal usul kehidupan adalah karena sel-sel hidup yang sudah ada sebelumnya atau organisme. Louis Pasteur, Francesco Reddy, dan Lazzaro Spallanzani eksperimen yang membuktikan teori ini.
3.     MENJELASKAN KEMBALI BERBAGAI MACAM PERCOBAAN YANG DILAKUKAN PARA ILMUWAN PENCETUS TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN DIBUMI.
a)      Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut : §
·         Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. §  
·         Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka. §
·         Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai berikut: §
·         Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat. §
·          Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.

b)      Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :
 Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
 Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
 Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
 Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.

c)      Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :
• Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
 Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
 Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis.
Teori itu menyatakan :
a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
c. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.

III.                ANALISIS

            Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk – makhluk yang menempati bumi ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Asal usul terbentuknya kehidupan dibumi memiliki beberapa teori dan para tokoh yang pertama kali mencetuskan teori tersebut. Dan ada sebutan Biogenesis dan Abiogenesis.
            Dalam awal mula terbentuknya kehidupan dibumi ini ada beberapa percobaan yang sudah dilakukan oleh para ahli atau ilmuwan.

IV.               DAFTAR PUSTAKA